Jumat, 13 Juli 2012

LIMBAH INDUSTRI

Jumlah industri yang berpotensi mencemari sumber air dan udara selain berasal dari industri besar, juga berasal dari industri menengah dan kecil. Pertumbuhan jenis usaha industri di Kota Tarakan dari tahun 2009 - 2010 terjadi kenaikan untuk masing-masing jenis industri. Pertumbuhan jumlah industri dari tahun 2009-2010 untuk jenis industri kecil sebesar 31,27 %, industri menengah sebesar 8,33 % dan industri besar 10 %. Dengan pertumbuhan jumlah industri setiap tahunnya yang meningkat akan berpotensi mencemari sumber air (air sungai, air laut dan air tanah) dan udara jika tidak benar pengelolaan lingkungannya.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM, 2010. Jumlah industri kecil tahun 2009 ada 307 buah meningkat menjadi 403 buah tahun 2010, sedangkan industri menengah tahun 2009 ada 24 buah meningkat menjadi 26 pada tahun 2010 dan industri besar ada 10 meningkat menjadi 11 buah.



Jumlah Industri Kecil. Menengah dan Besar per Kecamatan,
No.
Kecamatan
Jumlah Industri Kecil
Jumlah Industri Menengah
Jumlah Industri Besar
2009
2010
2009
2010
2009
2010
1.
Tarakan Barat
137
169
14
14
3
3
2.
Tarakan Tengah
124
165
6
6
-
-
3.
Tarakan Timur
35
53
3
4
1
1
4.
Tarakan Utara
11
16
1
2
6
7
Total
307
403
24
26
10
11
                                
                                  Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM, 2010




Persebaran jumlah industri per Kecamatan tahun 2010 adalah sebagai berikut. Lokasi jumlah industri terbanyak di Kecamatan Tarakan Barat (42 %), menyusul Tarakan Tengah (39 %), Tarakan Timur (13 %) dan Tarakan Utara (6 %). Banyaknya ditemui industri di Kecamatan Tarakan Barat dan Kecamatan Tarakan Tengah dikarenakan kawasan tersebut merupakan lokasi yang rencana tata ruangnya dikondisikan sebagai kawasan industri. Selain itu faktor posisi yang strategis menyebabkan jalur transportasi barang lebih mudah, karena tidak jauh dengan pusat jalur perhubungan laut dan udara. Dengan terkonsentrasikan industri pada kedua kecamtan tersebut juga menimbulkan beban pencemaran limbah yang lebih besar dibandingkan kedua Kecamatan yang lain (Kecamatan Tarakan Utara dan Kecamatan Tarakan Timur).

KUALITAS UDARA

Pemantauan kualitas udara pada tahun 2010 dilakukan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) pada 4 lokasi yaitu di daerah Jalan Mulawarman, Jalan Jenderal Sudirman pada bulan April 2010 dan 2 lokasi di Jalan Sebengkok dan Jalan Kusuma Bangsa pada bulan Juni 2010.
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara ambien yang dilakukan di Kota Tarakan, pada tahun 2010 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Keputusan Gubernur No. 338 Tahun 1988 tentang Baku mutu Lingkungan di Wilayah Kalimantan Timur secara umum kualitas udara ambien masih memenuhi baku mutu.



Hasil Analisa Kualitas Udara Ambien yang dilaksanakan BPLH Kota Tarakan, 2010
No.
Parameter
Satuan
Baku Mutu
Hasil Uji
Rata-rata
Lokasi 1
Lokasi 2
Lokasi 3
Lokasi 4
Lokasi 5
1.
Suhu Udara
oC
-
30
39
30
33
33
2.
Kelembaban
%
-
85
55
78
80
80
3.
Kebisingan Sesaat
dB[A]
-
69
70,3
72,2
68,7
68,7
4.
Kecepatan Angin rata-rata
m/det
-
1,1
0,8
0,9
1,8
1,8
5.
Arah Angin Dari
o
-
270
270
160
130
130
6.
Sulfur Dioksida, SO2
mmNg3
900
0,0947
0,0744
0,0622
0,0866
0,1069
0,085
7.
Nitrogen Dioksida, NO2
mmNg3
400
0,1671
0,1434
0,1468
0,2009
0,2144
0,175
8.
Karbon Monoksida, CO
mmNg3
30.000
1,4879
1,3606
0,6163
2,0594
2,2101
1,547
9.
Debu, TSP
mmNg3
230
0,1011
0,0759
0,0351
0,0883
0,0967
0,079
Keterangan :
1
= Depan kantor Gadis Tarakan (Jl. Jendral Sudirman)  N : 03º18'37,2"  E : 117º35`47,9"
   tanggal 14 April 2010
2
= Pelabuhan Malundung N : 03º17'03,3"  E : 117º35`46,5" tanggal 14 April 2010
3
= Depan Swiss Belhotel Borneo N : 03º18'34,8"  E : 117º34`58,8", tanggal 15 April 2010
4
= Jl. Diponegoro (Depan Apotik Evelyn) N : 03º17'43,8"  E : 117º35`25,8" tanggal 22 Juni 2010
5
= Jl. Kusuma Bangsa RT. 10 (Puskesmas Gn. Lingkas) N : 03º17'55,9"  E : 117º36`09,4" 
   tanggal 22 Juni  2010
Sumber : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Tarakan

DRAINASE

Pengembangan jaringan drainase di Kota Tarakan sampai saat ini masih difokuskan pada kawasan perkotaan atau kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi. Jaringan drainase yang ada terutama untuk sistem tersier, sekunder maupun primer pada umumnya atau sebagain besar masih menjadi satu dengan sistem jaringan jalan. Selain itu sistem pembuangan air limbah masih menjadi satu atau belum terpisah dengan sistem pembuangan air hujan.
Sistem penyaluran air hujan berdasarkan sistem grafitasi atau mengikuti garis kontour tanah, aliran dari permukaan masuk ke saluran pembuang untuk kemudian masuk ke sistem pembuang utama (sungai) yang ada. Di semua wilayah studi, sistem jaringan yang ada belum terbagi menurut sistem blok pelayanan sesuai dengan area yang (mungkin) dilayani. Sehingga ketidak-sesuaian antara debit yang ada dengan kapasitas saluran merupakan permasalahan yang umum terjadi.
Secara umum jaringan drainase yang ada berupa saluran alami dan saluran buatan, baik saluran terbuka atau tertutup, saluran pasangan/beton maupun saluran galian tanah. Saluran drainase yang ada sebagian besar menjadi satu dengan saluran drainase jalan. Hasil pengamatan lapangan terhadap saluran eksisting yang ada di kota Tarakan adalah sebagai berikut :
§  Genangan yang terjadi kebanyakan disebabkan oleh kapasitas saluran kurang dan kurangnya tali air, terutama disepanjang saluran yang ada di sisi jalan;
§  Selain itu juga disebabkan oleh kurangnya perawatan, sehingga banyak gorong – gorong dan tali air yang tersumbat.
§  Sistem saluran yang ada belum ter-integrasi secara baik, terutama dalam rumusan kapasitas saluran terhadap area yang dilayani, sehingga ada saluran yang melayani area terlalu luas.
§  Masalah kemiringan dasar saluran juga memerlukan penanganan. Perubahan kemiringan tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya sedimentasi.
§  Kerusakan – kerusakan pada saluran dan gorong – gorong juga menjadi salah satu penyebab yang menimbulkan genangan.
§  Sedimentasi dan timbunan sampah merupakan masalah yang ditemui di lapangan.
§  Inlet saluran tidak berfungsi dengan baik, sehingga limpasan air permukaan tidak dapat masuk dengan lancar ke saluran yang ada.
§ Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk ikut menjaga dan merawat kebersihan saluran

Rabu, 11 Juli 2012

KUANTITAS & KUALITAS AIR

A. Kuantitas Air Sungai

Di Kota Tarakan berdasarkan data yang berhasil dihimpun dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Tarakan pada Tahun 2010 terdapat 24 buah sungai alam, beberapa buah sungai yang memilki luasan DAS melebihi 10.000 Km2, antara lain adalah Sungai Maya  (15.066 Km2), Sungai Mengatal (10.422 Km2), Sungai Siaboi  (20.492 Km2), Sungai Simaya (17.245 Km2), Sungai Binalatung (22.591 Km2), Sungai Keterangan (17.245), Sungai Pamusian dan Sungai Buaya  (23.820 Km2), Sungai Persemaian (14.779 Km2), Sungai Bengawan (12.363 Km2), Sungai Binalatung  (22.591 Km2). Selebihnya adalah sungai alam yang luasan DAS-nya di bawah 10.000 Km2 sebagaimana tercantum pada tabel dibawah. 
Kota Tarakan mempunyai sistem penyediaan air bersih yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Tarakan yang memanfaatkan air baku berasal dari air permukaan/ air sungai. Dari 24 sungai yang ada di Kota Tarakan, hanya 4 sungai yang sampai saat ini dimanfaatkan sebagai air baku PDAM, yaitu Sungai Kampung Bugis di daerah Kelurahan Kampung Bugis, Sungai Persemaian di daerah Persemaian Kelurahan Karang Harapan, Sungai Binalatung di daerah Kampung Satu (Kelurahan Kampung Satu/ Skip) dan Sungai Semunti di daerah Juata Laut (Kelurahan Juata Laut).


                                           Inventarisasi Sungai di Kota Tarakan
No
Nama Sungai
Luas DAS (km2)
Debit (m3/dt)
1
Sungai Maya
15,066
1,316
2
Sungai Mengatal
10,422
0,910
3
Sungai Selayung
8,366
0,731
4
Sungai Siaboi
20,492
1,789
5
Sungai Simaya
17,245
1,506
6
Sungai Hanjulung
6,634
0,579
7
Sungai Binalatung
22,591
1,973
8
Sungai Kuli
4,268
0,373
9
Sungai Kampung Baru
3,821
0,334
10
Sungai Amal Baru
3,468
0,303
11
Sungai Batu Mapan
3,138
0,274
12
Sungai Slipi/Mambulua
1,441
0,126
13
Sungai Bunyu/Tanjung Batu
2,025
0,177
14
Sungai Mentogog
4,944
0,432
15
Sungai Karungan
7,054
0,616
16
Sungai Nangitan
2,336
0,204
17
Sungai Pamusian dan Sungai Buaya
23,820
2,080
18
Sungai Karang Anyar
5,641
0,493
19
Sungai Sesanip
6,676
0,583
20
Sungai Pasemaian
14,779
1,290
21
Sungai Bengawan
12,363
1,080
22
Sungai Belalung
9,737
0,850
23
Sungai Bunyu
7,578
0,662
24
Sungai Semunti Besar dan Sungai Semunti Kecil
8,976
0,784


































B. Kuantitas Embung

Kebutuhan air bersih di Kota Tarakan pada tahun 2010 juga disuply dari embung yang kemudian dikelolah oleh PDAM Tarakan. Jumlah embung  saat ini sebanyak 2 buah yaitu dengan kapasitas Embung Persemaian 250.000 m3 dengan luas genangan 7 Ha (sumber airnya berasal dari Sungai Persemaian) dan kapasitas Embung Binalatung 450.000 m3 dengan luas genangan 22 Ha (Sumber airnya berasal dari Sungai Binalatung). 

                                                                      Embung Persemaian

C. Kuantitas Air Tanah

Dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih, air tanah merupakan salah satu sumber air yang dimanfaatkan di Kota Tarakan. Pemanfaatan air tanah di Kota Tarakan melalui pengeboran telah cukup intensif dilakukan baik melalui pengeboran dangkal (< 40 m) maupun bor dalam (>40 m). Berdasarkan data Pemetaan Hidrogeologi Indonesia Skala 1 : 250.000 Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2009.  Di daerah Kota Tarakan tercatat tidak kurang terdapat 26 buah sumur bor dalam dan lebih dari 80 buah sumur bor dangkal.
Berdasarkan hasil Laporan Penyusunan Data dan Informasi Cekungan Air Tanah Kota Tarakan Tahun 2010 yang dilaksanakan Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Kota Tarakan dan pihak ketiga diketahui hasil analisa presipitasi menunjukkan presipitasi (PPT) di wilayah Kota Tarakan sebesar 77.447.040 m3/tahun. Sedangkan Perhitungan evapotranspirasi (ET) Kota Tarakan menggunakan data suhu udara rata-rata bulanan tahun 2003 – 2008. Dengan disubstitusikan ke persamaan matematis rumusan Thornthwaite, didapatkan evapotranspirasi tahunan sebesar 0.0814 m. Nilai tersebut kemudian dikalikan dengan luas wilayah Kota Tarakan (250.800.000 m2) maka evapotranspirasi potensial daerah Kota Tarakan adalah sebesar 20.411.270,53 m3/tahun. Perhitungan aliran permukaan (surfacewater run off) di lokasi Kota Tarakan sebesar 8,865,030.4 m3/tahun.

D. Kualitas Air Sungai

Pada tahun 2010 terjadi penurunan jumlah titik pemantauan kualitas air sungai, tahun 2009 sebanyak 4 sungai dengan 8 titik pemantauan, sedangkan pada tahun 2010 hanya ada 3 sungai dengan 6 titik pemantauan. Hasil kualitas air sungai pada tahun 2010 pada 3 sungai yang terdiri dari 8 (delapan) lokasi yaitu : Hulu Semunti, Water Intake Semunti, Hulu Persemaian, Water Intake Persemaian, Hulu Kampung Bugis, Water Intake Kampung Bugis,. Kemudian hasil pengukuran kualitas air sungai dievaluasi dengan menggunakan acuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Kelas I). Hasil  pemantauan  kualitas  air  sungai  di  6 (enam) lokasi titik pemantauan pada bulan Juli 2010 dan bulan Oktober 2010,  dapat disimpulkan secara umum berkualitas relatif baik, meskipun ada beberapa parameter yang tidak memenuhi baku mutu sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Kelas I), rincian parameter yang melebihi baku mutu disajikan pada tabel berikut

Hasil Pengujian Kualitas Air Sungai yang melebihi Baku Mutu, Tahun 2010
No.
Lokasi
Koordinat
Parameter Yg melebihi bakumutu bulan Juli 2010
Parameter yg melebihi bakumutu bulan Oktober 2010
1.
Hulu Sungai Persemaian (jembatan)
N 03°21’23,5”
E 117°34’26,5”
DO, TSS, BOD, COD, Fe, Zn, Cd, Pb (8 parameter)
BOD, COD, Fe, Zn, Cd, Cu, Pb dan Bakteri E. Coli (8 parameter)
2
Hilir Sungai Persemaian (Waduk)
N 03021'26,5"
E 117033'45,1"
DO, BOD, Fe, Cd, Pb (5 parameter)
pH, COD, Fe, Cu dan Bakteri Fecal Coli (5 parameter)
3
Hulu Sungai Kampung Bugis
03019'51,6" 117035'36,5"
DO, BOD, COD, NH3, Mn, Pb (6 parameter)
DO, TSS, COD, Fe, Mn, Bakteri Coliform dan Fecal Coli (7 parameter)
4
Water intake PDAM Kampung Bugis (Hilir Sungai Kampung Bugis)
03018'57,5" 117035'20,9"
DO, BOD,COD, NH3, Fe, Cd,Pb, Bakteri Coliform dan Fecal Coli (9 parameter)
DO, TSS, BOD, COD, Nitrit, Fe, Cu, Bakteri Coliform dan Fecal Coli (9 parameter)
5
Water intake PDAM Juata Laut (Hilir Sungai Semunti)
03025'34,4" 117032'30,6"
BOD, COD, Fe, Cd, Pb (5 Parameter)
pH,DO, BOD, COD, Nitrit, Fe dan Bakteri Fecal Coliform (7 parameter)
6
Hulu Sungai Semunti
03025'36,3"  117032'34,6"
BOD, Fe, Cd, Pb, Detergen  (5 parameter)
pH, COD, Fe, Bakteri Coliform (4 parameter)


E. Kualitas Air Embung


Pada Tahun 2010 BPLH Kota Tarakan melakukan pemantauan di Embung Persemaian pada bulan Juli dan Oktober 2010. Parameter kualitas air Embung Persemaian yang dipantau, terdapat beberapa parameter yang melebihi baku mutu Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, yaitu : pH, DO, BOD, COD, Minyak & Lemak, Besi (Fe) dan Mangan (Mn).

Hasil pengujian kualitas air Embung yang melebihi Baku Mutu
No.
Lokasi
Koordinat
Parameter Yg melebihi bakumutu bulan Juli 2010
Parameter yg melebihi bakumutu bulan Oktober 2010

1

Embung/ waduk Persemaian

N 03°21’23,5”
E 117°34’26,5”

DO, BOD, Fe, Cd, Pb (5 parameter)

pH, COD, Fe, Cu dan Bakteri Fecal Coli (5 parameter)

Sumber : Laporan Hasil Pemantauan Kualitas Air, BPLH Kota Tarakan